Jumat, 04 Februari 2011

Abdul Wahid ibn Zaid

oAbdul Wahid ibn Zaid,salah seorang teman Hasan al-Basri,yang berasal Bashrah Iraq. Abdul Wahid ibn Zaid meninggal pada 177 H. Beliau di liputi rasa takut kepada Allah,berpaling dari kelezatan duniawi,baik dalam makan maupun minum sekedarnya,ataupun dalam tindakan lain yang tidak keluar dari kezuhudan nabi Muhammad dan para sahabatnya.
Ibn al-Jauzi dalam Shifah al-Shafwah,mengutip perkataan Abdul Wahid ibn Zaid : " Duh saudaraku ! tidakkah kalian menangis karena rindu Allah ?,Bukankah orang yang menangis karena rindu Tuhannya,dia tidak di larang melihatNya ?. Duh saudaraku !,Tidakkah kalian menangis karena takut neraka ?, bukankah orang yang menangis karena takut neraka akan diselamatkan Allah darinya ?. Duh saudaraku !,tidakkah kalian menangis ?,menangislah dengan setetes airmata dingin pada hari hari duniamu kini. Barangkali itu bisa menjadi minuman di surga bagimu bersama-sama kaum terdahulu yang suja berbuat kebajikan,para sahabat nabi,orang-orang benar,orang yang Syahid dan orang yang sholeh. Mereka itu sebaik baik teman.

Label:

Rabi' ibn Khatsim

Rabi' ibn Kahatsim,yang meninggal pada pada 67 H. Rabi' ibn Khatsim berasal dari Kufah . Beliau adalah tokoh Zuhud pada abad pertama masa pemerintahan Muawiyah.Di Kufah cenderung pada aliran Syi'a dan Raja'iyyah . al-Sya'rani mengutip perkataan Rabi' ibn Khatsim : "Duh saudaraku ! Jadilah pelindung bagi dirimu sendiri,kalau tidak kamu akan hancur."; juga ucapannya : " Segala sesuatu yang tidak mengharap karunia Allah,akan hancur lebur." ; kata Rabi' ibn Khatsim : " Aku akan menjadikan diriku tertimpa cobaan hidup."
Rabi' ibn Khatsim terkenal dengan rasa takutnya terhadap akhirat. al-Sya'rani meriwayatkan,bahwa bila ada orang pergi ke kuburan,Rabi' ibn Khatsim berkata : "Wahai penghuni kubur ! Kami adalah kalian." Lalu dia tidak tidur semalam penuh dan paginya dia tampak seakan baru bangkit dari kuburnya.

Label:

Fudhail ibn 'iyadh

Fudhail ibn 'Iyadh,yang berasal pula dari Khurasan dan meninggal di Mecca pada 187 H. Sebelumnya Fudhail ibn 'Iyadh adalah perampok yang bertaubat,dan menjahui duniawi . Fudhail ibn 'Iyadh pernah berkata : "Andaikan dunia dengan isinya di tawarkan kepadaku,pasti aku akan menilainya sebagaimana kalian menilai bangkai yang akan mengotori baju ketika kalian melewatinya ."
Mengenai Riya',Fudhail ibn 'Iyadh berkata : "Membiarkan amal demi manusia adalah riya'. "
Tentang Ma'rifa Fudhail ibn 'Iyadh berpendapat : " Orang yang patut menerima keridhoan Allah adalah yang mengenal Allah."
Dan tentang Zuhud Fudhail ibn 'Iyadh berkata : "Sumber Zuhud adalah keridhoan Allah ."
Mungkin Fudhail ibn 'Iyadh adalah kalangan zuhud pertama yang menekankan lebih pentingnya pembinaan batin dari pada hanya menampakkan diri dengan lahiriah ibadah. Tentang hal ini Fudhail ibn 'Iyadh : " Menurut kamu, seorang anak tidak jadi matang kepricdiannya hanya karena banyak puasa atau sholat,tapi harus karena kedermawanan jiwanya,kelapangan dadanya,dan saran sara6ya kepada orang banyak."
Sebagaimana pendapat-pendapat Fudhail ibn 'Iyadh yang di kemukakan al-Sulami,menunjukkan pemahamannya yang mendalam tentang asketisme atau zuhud,pembinaan jiwa,dan perlunya berhias diri dengan keutamaan-keutamaan .

Label:

Ma'ruf al-Karkhi

Ma'ruf al-Karkhi,ada yang menyebutnya Ma'ruf al-Kurkhi,yang meninggal tahun 200 H. Menurutnya,tasawuf ialah menimbah hakikat realitas-realitas dan berputus asa terhadap apapun yang di tangan makhluk.
Tasawuf menurut Ma'ruf al-Karkhi,di dasarkan pada syariah dan tuntutan-tuntutan amal ibadah maupun ketaatannya.
Sekalipun tasawuf menafikan perbantahan secara teoritis tentang persoalan agama (Islam) serta lebih menekankan pelaksanaan ibadah dalam hal ini al-Sulami berpendapat : " Jika Allah menghendaki kebaikan atas seseorang hamba-Nya,maka dia aukakan baginya pintu gerbang amal serta Dia tutup baginya pintu gerbang perbantahan. Dan jika Allah menghendaki keburukan atas seorang hamba-Nya,maka Dia tutupkan baginya pintu gerbang amal serta Dia bukakan baginya pintu gerbang perbantahan.
Menurut Ma'ruf al-Karkhi,ilmu itu haruslah berkaitan dengan amak,"Jika seorang alim beramal dengan ilmunya,maka akan luruslah qolbu orang-orang yang beriman,dan akan di benci oleh orang-orang yang qolbunya sakit."

Label:

Kamis, 03 Februari 2011

Abu Sulaiman al-Darani

Abu Sulaiman al-Darani,berasal dari Daran,Damaskus,Syria. Yang meninggal pada tahun 215 H.
Abu Sulaiman al-Darani berkata : " Tidak seorangpun bersikap asketis (zuhud) terhadap pesona dunia ini,kecuali yang ada pada kalbunya oleh Allah di letakkan cahaya yang membuatnya selalu terpesona oleh hal akherat "
Dalam hal ini Abu Sulaiman al-Darani,menjadi landasan pengetahuan mistis serta pencapaian qolbu .
al-Thusi dalam kitab al-Luma' mengomentari Abu Sulaiman al-Darani : "Andaikan aku tahu bahwa di Mecca ada seorang tokoh yg bisa mengajariku ilmu tersebut (ma'rifat) sekalipun hanya sekalimat,niscaya ku datangi dia dengan berjalan kaki,walau jauhnya seribu farsakh,sehingga aku bisa menyimaknya".
Menurut Abu Sulaiman al-Darani,Hakekat berkaitan erat dengan syari'at. Seperti perkataannya : "Selama beberapa waktu aku tertimpa persoalan ini (para sufi) sementara ini aku tidak bisa menerimanya (maksudnya menerima dari qolbunya) kecuali di sertai dua saksi yang adil : al-Qur'an dan as-Sunnah ".

Label:

Al-Harits bin As'ad al-Muhasibi

al-Harits bin As'ad al-Muhasibi,berasal dari Bashra yang meninggal di Bagdad tahun 243 H. Beliau di beri gelar al-Muhasibi karena suka introspeksi.
Harits bin As'ad al-Muhasibi mengarang berbagai kitab yang terkenal salah satu Kitab karyanya,al-Ri'ayah li Huquq al-Insan,salah satu karya Islam yg terindah tentang kehidupan batin.
Harits bin As'ad al-Muhasibi,adalah seorang sufi yg mengkompromikan ilmu syari'at dengan ilmu hakikat. Menurut al-Qusyairi,dalam ilmu,kerendahan hati dan pergaulannya yg terpeligara baik tidak ada bandingannya pada masa itu.
Menurut asy-Sya'rani,"Dia adalah seorang alim di antara tokoh tokoh alirannya,menguasai ilmu ilmu lahir,ilmu pokok agama,serta ilmu ilmu muammalah.
Harts bin As'ad al-Muhasibi,berkata : "Rasa sedih itu berbagai macam,rasa sedih karena hilangnya sesuatu yg adanya sangat di senangi,rasa sedih karna khawatir tenatang yang terjadi esok lusa,rasa sedih karena merindukan yang di harap bisa tercapai ternyata tidak tercapai,dan rasa sedih karna ingat betapa diri menyimpang dari ajaran ajaran Allah".
Di riwayatkan dalam Tadzkirah al-Aulia'ath-Ththar,"landasan ibadah itu kerendahan hati,sementara landasan kerendahan hati itu taqwa,landasan taqwa itu introspeksi,sementara landasan introspeksi itu rasa takut maupun rasa harap. Rasa takut maupun rasa harap muncul dari pemahaman terhadap janji dan ancaman Allah. Pemahaman terhadap janji dan ancaman Allah itu muncul karena ingat balasan Allah,dan ingat balasan Allah itu sendiri muncul dari penalaran serta perenungan.
Harits bin As'ad al-Muhasibi,membedakan amal menjadi dua,"Amal amal kolbu,dalam mengkaji hal hal goib,lebih luhur tinimbang amal amal anggota tubuh luar.
Pendapat pendapat Harits bin As'ad al-Muhasibi sangat berpengaruh terhadap Imam Ghozali,ketika menulis Ihya' ulumuddin banyak mengutip dari Ri'ayah li Huquq al-Insan karya al-Muhasibi.

Label: